Sabtu, 16 November 2013

penyakit sosial pada masyarakat

A. PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT 1. Pengertian Penyimpangan Sosial Para siswa, coba perhatikan perilaku kehidupan orang-orang di sekitarmu! Kamu mungkin akan menemukan perilaku orang-orang yang tidak benar, di samping yaitu perilaku orang-orang yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku. Perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan inilah yang diharapkan oleh masyarakat, sedangkan perilaku yang tidak benar tentu tidak diharapkan oleh masyarakat. Perilaku yang diharapkan masyarakat ini sering disebut konformitas, sedangkan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan norma dan aturan masyarakat disebut penyimpangan sosial. Konformitas dan penyimpangan sosial merupakan dua sisi perilaku masyarakat yang bertentangan. Konformitas cenderung bersifat positif, sedangkan penyimpangan sosial cenderung bersifat negatif. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat tentu ada norma–norma dan aturan yang membatasi perilaku individu maupun kelompok individu. Norma-norma dan aturan itu dimaksudkan agar kehidupan bermasyarakat dapat berjalan dengan teratur, tertib, aman, dan damai. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut. Pelanggaran ini dilakukan oleh individu maupun kelompok individu yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. 2. Penyebab Penyimpangan Sosial Mengapa orang melakukan penyimpangan sosial? Faktor apakah yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial? Tentu ada alasan dan faktor yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial. Mungkin karena pengaruh lingkungannya; mungkin karena ingin mencapai kepuasan hidup; mungkin hanya ingin meniru orang lain, mungkin ingin hal lain daripada yang lain; mungkin karena ketidak-puasan terhadap sesuatu yang dihadapi; dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang menjadi penyebab orang melakukan penyimpangan sosial. Dari berbagai penyebab itu kita dapat mengidentifikasi penyebab penyimpangan sosial sebagai berikut : a. Keadaan keluarga yang berantakan (broken home) Keluarga merupakan tempat di mana anak atau orang pertama kali melakukan interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan watak (perangai) seseorang. Oleh karena itulah keadaan keluarga akan sangat mempengaruhi perilaku orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang brocken home biasanya hubugan antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa memberikan ketenteraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga tidak bisa saling melakukan kendali atas perilakunya. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan di luar keluarga. Ia tidak menyadari lagi, apakah perilakunya itu melanggar norma-norma kemasyarakatan atau tidak, yan penting mereka merasa bahagia. Hal inilah yang mendorong terjadinya penyimpangan sosial dari masing-masing anggota keluarga. b. Persoalan ekonomi Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan kegiatan apa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak jarang orang mengkhalalkan segala cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu, yang dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal inilah yang menyebabkan orang melakukan kegiatan tanpa menghiraukan norma-norma dan aturan masyarakat. Akibatnya terjadilah penyimpangan sosial dari orang yang bersangkutan. c. Pelampiasan rasa kekecewaan Penyimpangan sosial bsa juga terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa seseorang. Apa akibatnya, jika orang mencintai sesorang, tetapi cintanya ditolak oleh orang yang dicintainya? Apa akibatnya jika seorang anak menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak pernah terpenuhi? Apa akibatnya, jika seorang siswa tidak lulus ujian, pada hal ia sangat berharap lulus ujian? Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan. Kekecewaan ini dapat mendorog orang atau anak yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan dapat menimbulkan perilaku di luar kendali orang yang besangkutan. Bahkan ia tidak lagi menghiarukan norma-norma maupun aturan kemasyarkatan, yang penting ia bisa melampiaskan kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan penyimpangan sosial dari orang /anak tersebut. d. Pengaruh lingkungan masyarakat Penyimpangan sosial bisa juga bterjadi karena pengaruh lingkungan. Orang yang hidup di lingkungan penjudi, akan cenderung ikut berjudi; orang yag berada di lngkungan peminum (pemabuk), akan cenderung ikut mabuk-mabukan; orang yang hidup di lingkungan preman, akan cenderung berperilaku seperti preman. Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa lingkungan mudah mempengaruhi perilaku seseorang yang berada di lingkungan tersebut.Oleh karena itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai dengan norma-norma sosial, maka orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung juga berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan tersebut. e. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku Hal ini umumnya terjadi pada para pendatang baru (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Para pendatang baru yang tidak mampu menyerap nilai dan norma yang berlaku atau tidak sanggup menyerap atau memahami norma budaya masyarakat akan cenderung tidak mampu melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Perilaku orang ini cenderung semaunya, karena ketidaktahuannya terhadap norma-norma dan budaya yang ada di masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan orang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya kemasyarakatan. Karena ketidatahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat timbullah penyimpangan-penyimpangan sosial dari perilaku orang tersebut. f. Pengaruh kemajuan teknologi Kemajuan teknologi melahirkan berbagai alat komunikasi dan alat hiburan yang serba canggih. Televesi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Program (acara) televisi tidak semuanya cocok untuk konsumsi anak-anak. Tetapi banyak anak-anak menikmati acara TV yang seharusnya bukan konsumsiya. Misalnya: acara TV film keras, menyebabkan anak berperangai keras. Perangai keras ini dapat menibulkan perilaku keras pada anak tersebut yang cenderung menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Interet dapat disalahgunakan untuk mendapatkan gambar-gambar porno. Akibatnya anak-anak yang belum cukup umur sudah menikmati gambar-gambar porno. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut. Besar kemungkinan anak akan berperilaku seks yang menyimpang. Ini berarti anak telah melakukan penyimpangan terha

Sabtu, 01 Desember 2012

MASALAH SOSIAL DI MASYARAKAT

Dalam proses sosialisasi di masyarakat, disadari ataupun tidak disadari seseorang pernah melakukan tindakan penyimpangan sosial, baik dalam skala besar ataupun kecil. Perilaku menyimpang apabila dilakukan secara intens dan dalam skala yang besar bisa berubah menjadi penyakit sosial. Penyakit sosial yang merupakan kebiasaan berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, baik pada masyarakat tradisional, desa, kota, maupun pada masyarakat modern. PENGERTIAN PENYAKIT SOSIAL Berbagai perilaku individu terkait erat satu sama lainnya dalam setiap kelompok atau masyarakatnya. Masyarakat adalah suatu kelompok sosial yang terdiri atas kumpulan beberapa individu yang hidup bersama dan menjalin interaksi sosial dalam suatu daerah dalam jangka waktu yang relatif lama. Masyarakat dapat diibaratkan sebagai tubuh, di mana keadaan masing-masing organ berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh. Demikian halnya masyarakat, di mana perilaku individu yang merupakan bagian dari masyarakat menentukan bagaimana keadaan masyarakat secara kesuluruhan. Misalnya kebiasaan warga masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya akan membentuk situasi lingkungan masyarakat yang bersih, sehat, rapi, dan indah. Sebaliknya, jika masing-masing warga masyarakat tidak peduli dengan keadaan lingkungannya, maka situasi lingkungan masyarakat tersebut diwarnai dengan egoisme dan ketidakteraturan. Masyarakat yang harmonis terbentuk dari perilaku masing-masing warga masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku. Keharmonisan kehidupan masyarakat akan menciptakan suasana masyarakat yang sehat dan teratur. Seperti halnya dengan tubuh yang selalu menghadapi kemungkinan adanya berbagai jenis penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan, di tengah masyarakat juga terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat merongrong kondisi keharmonisan dan keteraturan sosial. Hal-hal yang dapat mengakibatkan situasi lingkungan masyarakat yang tidak sehat disebut sebagai penyakit sosial. Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan berperilaku sejumlah warga masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan warga masyarakat. MACAM-MACAM PENYAKIT SOSIAL Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial, sehingga menghasilkan perilaku menyimpang. Beberapa kebiasaan warga masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial antara lain kebiasaan minum-minuman keras, berjudi, menyalahgunakan narkoba, penyakit HIV/AIDS, penjaja sex komersial (PSK), dan sebagainya. 1. Minum-Minuman Keras Minuman keras atau sering disingkat miras adalah minuman yang mengandung alkohol. Minuman beralkohol dikategorikan menjadi tiga golongan berdasarkan kadar alkohol yang terkadung di dalamnya, yaitu: a. Minuman beralkohol golongan A, mempunyai kandungan alkohol sebanyak 1 % sampai 5 %. b. Minuman beralkohol golongan B, mempunyai kadar alkohol lebih dari 5 % sampai 20 %. c. Minuman beralkohol golongan C, mempunyai kadar alkohol lebih dari 20 % sampai 55 %. Alkohol termasuk zat adiktif, yakni zat yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan. Di samping itu, alkohol juga termasuk golongan depresan yang dapat memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf. Sifat alkohol yang antiseptik sebagai larutan pelawan kuman sering dipergunakan oleh tenaga medis (dokter, perawat, bidan) untuk membersihkan peralatan yang akan dipergunakan untuk kegiatan pengobatan, misalnya alat suntik, mencuci peralatan operasi bedah, mensterilkan ruangan, dan sebagainya. Masyarakat Eropa adalah kelompok masyarakat yang terbiasa meminum minuman beralkohol untuk menghangatkan tubuh guna melawan dinginnya lingkungan. Akan tetapi, mereka meminum alkohol tidak lebih dari satu gelas kecil (sloki) berukuran 10 ml dan hanya beberapa teguk saja, itu pun dilakukan tidak setiap saat. Minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat menimbulkan mabuk bahkan tak sadarkan diri, karena alkohol berpengaruh terhadap kerja dan fungsi susunan saraf. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kerusakan pada organ hati dan otak serta menimbulkan efek ketergantungan. Orang yang kecanduan alkohol akan menunjukkan gejala-gejala seperti mual, gelisah, gemetar, sukar tidur. Pengaruh alkohol mengakibatkan perilaku emosional, tak terkendali, dan agresif. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa banyak pelaku tindak kriminal selalu diawali dengan meminum minuman keras, sehingga tindakannya bisa di luar batas perikemanusiaan. 2. Judi Judi merupakan kegiatan permainan yang bertujuan memperoleh uang tanpa bekerja dan hanya mengandalkan faktor spekulasi. Permainan judi selalu dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi yang bertujuan memperoleh uang secara cepat tanpa bekerja melalui suatu permainan. Kebiasaan berjudi membuat orang menjadi malas dan tidak mau bekerja, tetapi mempunyai ambisi besar untuk mendapatkan uang dalam jangka waktu singkat.Seperti halnya miras, berjudi dapat membuat orang ketergantungan, sehingga ia rela menghabiskan waktu dan pikirannya hanya untuk berjudi. Kebiasaan berjudi akan membentuk seseorang tumbuh menjadi pribadi yang cenderung emosional, tidak sabaran, tidak mampu berfikir logis, dan pemalas. 3. Narkoba Istilah narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika diartikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut Dr D.J. Siregar, istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata “narkotikos”, yang berarti keadaan seseorang yang kaku seperti patung atau tidur. Dalam dunia kedokteran narkoba sangat diperlukan sebagai sarana pengobatan. Misalnya sebagai obat penenang atau obat bius dan penghilang rasa sakit pada pasien. Orang yang menyalahgunakan pemakaian narkoba merupakan bentuk penyalahgunaan yang bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi juga mengganggu lingkungan sosial akibat sikap yang ditimbulkan dari ketergantungan terhadap narkoba. Orang yang mengalami ketergantungan pada narkoba biasanya akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan narkoba, seperti mencuri, merampok, dan merampas. Penyalahgunaan narkoba seringkali menyebabkan masalah kejiwaan dan kesehatan yang serius bagi penggunanya. Kehidupan sosial pemakai narkoba menjadi terganggu, sukar bergaul dan cenderung mudah terpengaruh tindak kejahatan. Pengaruh narkoba terhadap tubuh yang sehat akan mengakibatkan gangguan mental dalam bentuk emosional, perilaku tidak terkendali, penurunan daya ingat yang sangat drastis, kerusakan sistem saraf otak. Adapun secara umum, ciri-ciri pemakai narkoba antara lain: a. daya konsentrasi menurun, b. malas, gairah untuk hidup hilang, c. tidak peduli terhadap keadaan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya, d. tidak mampu menggunakan akal pikirannya secara sehat, e. sangat sensitif, emosional, dan agresif, f. ketergantungan terhadap narkoba akan menimbulkan rasa sakit pada sekujur tubuh. 4. Penyakit HIV/AIDS AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Tubuh yang terserang AIDS akan rentan terhadap infeksi penyakit, sehingga mengakibatkan kematian. Saat ini, AIDS telah tersebar luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Virus HIV tersebar melalui pertukaran cairan tubuh, seperti darah, sekreta dari alat kelamin (cairan semen dan cairan vagina), dan air susu. Oleh sebab itu, HIV menular lewat hubungan seksual dengan penderita HIV (baik melalui anus atau vagina), kontak melalui darah dan produk-produk darah (misalnya serum), serta kegiatan menyusui dari ibu penderita HIV kepada anak yang disusuinya. Meskipun HIV juga terdapat dalam air ludah dan urin, namun virus ini tidak cukup kuat untuk menyebabkan infeksi. Kontak biasa dengan orang yang terinfeksi HIV, seperti mengobrol, bersalaman, makan bersama, dan berenang, tidak akan menularkan HIV. Selain menimbulkan gejala influenza, seperti demam, pusing, dan hidung tersumbat, seseorang yang terinfeksi HIV juga mengalami beberapa gejala, seperti batuk, penurunan berat badan, pembesaran kelenjar getah bening, gangguan penglihatan, serta gangguan saraf dan otak. Para pecandu narkoba yang terinfeksi HIV sering mengalami gejala tambahan, seperti penyakit kuning, sesak napas, dan jantung berdebar-debar. Apabila jumlah sel turun sampai di bawah 200 sel per mikroliter darah, orang yang terinfeksi HIV akan mengalami gejala-gejala infeksi oporturiistik dan kanker, seperti pneumonia pneumosistis (infeksi paru-paru), sitomegalovirus, herpes, serta kanker sarkoma kaposi (kanker pembuluh darah) dan kanker leher rahim. 5. PSK Pekerja sex komersial (PSK) merupakan salah satu bentuk penyakit sosial yang tertua di dunia. Kegiatan PSK yang disebut sebagai prostitusi telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno. Meskipun upaya pemberantasan terus-menerus dilakukan, tetapi praktik prostitusi tetap saja marak di masyarakat, baik yang berlangsung secara terang-terangan maupun secara terselubung dengan berkedok dan membaur dalam kegiatan sosial lainnya. Pada umumnya kegiatan prostitusi berlatar belakang pada faktor kesulitan ekonomi. Namun secara psikologis, prostitusi merupakan bentuk kelainan mental yang hanya dapat berhenti atas kesadaran pelaku semata. Oleh karena itu, meskipun pelaku prostitusi dijaring, dibina, dan diberi aneka keterampilan agar bekerja secara sewajarnya, namun tetap saja ia akan kembali menekuni prostitusi sebagai pilihan hidupnya apa pun risikonya. Melalui prostitusi inilah akan berkembang subur penyakitpenyakit sosial lainnya, sehingga terciptalah mata rantai yang tidak terputus, bahkan saling terkait misalnya antara prostitusi dengan miras, penyalahgunaan narkoba, perjudian, dan proses penularan penyakit HIV/AIDS. 6. Kenakalan Remaja Usia remaja erat kaitannya dengan perubahan sikap dan pola perilaku pada diri seseorang. Suatu hal yang alamiah bahwa dunia remaja selalu diwarnai dengan perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang telah diserapnya, karena keinginannya untuk menemukan jati diri dan adanya dorongan untuk tidak mau dikendalikan oleh orang lain. Dalam kondisi alamiah inilah peran orang tua sebagai penanggung jawab mengenai perilaku anak-anak sangat diharapkan. Kecenderungan remaja terikat dengan lingkungan sosial sebayanya memudahkan remaja terbawa arus lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua wajib mengenali secara benar siapa saja teman sebaya anaknya yang sedang memasuki masa remaja. Kenakalan remaja merupakan bentuk aktivitas sekelompok remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sesuai dengan sifat remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan emosi, perilaku mereka mencerminkan gejolak emosi tanpa mempedulikan lingkungannya. Misalnya kebut-kebutan, membikin keonaran/keributan, dan selalu melakukan aktivitas-aktivitas untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang sangat besar. Mudahnya remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, miras, merokok bahkan tindak kejahatan merupakan bentuk perilaku menyimpang yang selalu berawal dari iseng atau coba-coba yang membuatnya mudah terjerumus ke perilaku menyimpang. Seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang selalu berganti generasi, maka gejala kenakalan remaja pun selalu ada dalam kehidupan masyarakat dengan berbagai bentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Source : http://mengerjakantugas.blogspot.com

DAMPAK NEGATIF PERGAULAN

Rabu, 28 November 2012

penyakit sosial masyarakat
Medan, 28/11 (ANTARA) – Pemulihan penyaluran bahan bakar minyak di stasiun pengisian bahan bakar umum Sumatera Utara hampir selesai sehingga antrean BBM di daerah itu hampir tidak terlihat lagi. “Recovery memang masih terus berlangsung dan diharapkan Rabu atau Kamis alokasi ke SPBU sudah kembali berjalan normal sehingga tidak ada gejolak lagi di tengah konsumen seperti yang terjadi Minggu dan Senin pagi,” kata Asisten Customer Relation Fuel Retail Marketing Region I Marketing and Trading Directorate PT Pertamina Sonny Mirath di Medan, Selasa sore. Pertamina terus memasok BBM ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khususnya ke SPBU yang sempat kosong di Medan dan sejumlah daerah lain di Sumut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “Tentunya alokasi disesuaikan dengan kapasitas SPBU dan sesuai kebutuhan rutin biasanya,”katanya. Dia berharap, dengan upaya keras penormalan pasokan yang dilakukan Pertamina, diharapkan konsumen tidak panik lagi. “Coba cek sendiri, kemungkinan antrean panjang BBM sudah nggak ada lagi dan kekosongan sudah teratasi,”katanya. Sales Representatif Pertamina Region I, Awan Raharjo,menyebutkan, penyaluran BBM ke SPBU bukan hanya dilakukan untuk di Kota Medan tetapi semua di wilayah di bawah Region I. “Untuk di Medan yang merupakan wilayah tanggung jawab saya, kelangkaan BBM sudah hampir teratasi 100 persen,”katanya. Di Medan, paling banyak membutuhkan jenis premium. “Recovery di Medan sudah hampir rampung.Mudah-mudahan Rabu atau Kamis diharapkan selesai dan kembali berjalan normal,”katanya. Kebutuhan BBM Sumut per harinya adalah 4.300 kilo liter (KL) untuk jenis premium dan 3.000 KL untuk solar. Penyaluran BBM di Sumut memang sudah dipastikan melebihi kuota lagi pada tahun ini, karena hingga 21 November 2012, penyaluran premium sudah sebanyak 1,4 juta KL atau mencapai 88 persen dari kuota yang ditetapkan sebanya 1,6 juta KL hingga akhir tahun. Sementera penyaluran solar juga sudah mencapai 999 ribu KL, atau 97 persen dari kuota yang sebanyak 1 juta KL. Dengan konsisi penyaluran sepert itu, maka tahun ini, distribusi premium akan “over” sebanyak 1-2 persen dan solar 9-10 persen. Sebelumnya seperti diketahui, 7 November lalu, Pertamina mendapat instruski dari Pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, soal pengendalian distribusi sisa kuota BBM bersubsidi 2012. Dalam surat resminya, BPH Migas meminta Pertamina menyalurkan kuota BBM bersubsidi sampai dengan 31 Desember 2012 dengan melakukan pengendalian harian (kitir harian). Pengendalian tersebut oleh BPH Migas dimaksudkan menjaga agar kuota yang telah ditetapkan Pemerintah dan DPR dalam APBN-P 2012 sebesar 44,04 juta KL tidak terlampaui

Selasa, 29 November 2011

nenek moyang bangsa indonesia

Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali.

Pendapat Moh. Ali ini didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua.

Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:

1. Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin, Cina, Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, Dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya, bahasa-bahasa yang digunakan di daerah-daerah tersebut berasal dari satu Akar bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut. Objek penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, namanama binatang dan alat-alat perang.

2. Van Heine Geldern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak-artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan peninggalan kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.

3. Prof. Mohammad Yamin berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini didasarkan pada penemuan fosil-fosil dan artefakartefak manusia tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Manusia purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan dan Campa ke wilayah Indonesia.

4. Hogen berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Banga ini bercampur dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.

Berdasarkan penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai kepulauan, Kern berkesimpulan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari satu daerah dan menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Campa.

Namun, sebelum nenek moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah ini telah ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa-bangsa ini hingga sekarang menempat daerahdaerah Indonesia bagian timur dan daerah-daerah Australia. Sementara, sekitar tahun 1500 SM, nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di Campa terdesak oleh bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Mereka berpindah ke Kamboja dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Semenanjung Malaka dan daerah Filipina.

Dari Semenanjung Malaka, mereka melanjutkan perjalanannya ke daerah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sedangkan mereka yang berada di Filipina melanjutkan perjalanannya ke daerah Minahasa dan daerah-daerah sekitarnya.

Bertitik tolak dari pendapat-pendapat di atas, terdapat hal-hal yang menarik tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Pertama : Nenek moyang bangsa indonesia berasal dari Yunan dan Champa ,argumen ini merujuk pada pendapat Moh. Ali dan Kern bahwa sekitar tahun 3000 SM – 1500 SM terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa di Yunan dan Campa sebagai akibat desakan bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Argumen ini diperkuat dengan adanya persamaan bahasa, nama binatang, dan nama peralatan yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.

Kedua : Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Argumen ini merujuk pada pendapat Mohammad Yamin yang didukung dengan penemuan fosil-fosil dan artefak-artefak manusia tertua di wilayah Indonesia dalam jumlah yang banyak. Sementara, fosil dan artefak manusia tertua jarang ditemukan di daratan Asia. Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan di Cina dan diperkirakan sezaman dengan Pithecantropus Erectus dari Indonesia, merupakan satu-satunya penemuan fosil manusia tertua di daratan Asia.

Ketiga : Masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Oleh karena itu, bangsa Melayu ditempatkan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Argumen ini merujuk pada pendapat Hogen. Bangsa Melayu yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

Bangsa Proto Melayu
Bangsa ini memasuki wilayah Indonesia melalui 2 (dua) jalan, yaitu:

  • Jalan barat dari Semenanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke beberapa daerah di Indonesia.
  • Jalan timur dari Semenanjung Malaka ke Filipina dan Minahasa, serta selanjutnya menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. 
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi dari kebudayaan Homo Sapiens di Indonesia. Kebuadayaan mereka adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Hasilhasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali (halus).

Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia melalui jalan barat dan kapak lonjong melalui jalan timur. Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih hidup hingga sekarang, di antaranya adalah suku bangsa Dayak, Toraja, Batak, Papua.

Bangsa Deutro Melayu
Sejak tahun 500 SM, bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang melalui jalan barat. Kebudayaan bangsa Deitro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa Proto Melayu. Hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam (perunggu dan besi).

Kebuadayaan mereka sering disebut kebudayaan Don Song, yaitu suatu nama kebudayaan di daerah Tonkin yang memiliki kesamaan dengan kebudayaan bangsa Deutro Melayu. Daerah Tonkin diperkirakan merupakan tempat asal bangsa Deutro Melayu, sebelum menyebar ke wilayah Indonesia.

Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang penting di Indonesia adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Keturunan bangsa Deutro Melayu yang masih hidup hingga sekarang, di antaranya suku bangsa Melayu, Batak, Minang, Jawa, Bugis.